Beberapa cara memotivasi anak agar mencintai kehidupan sekolah

Setiap orang tua ingin anaknya menyukai sekolah dan belajar. Kebosanan bisa muncul ketika anak tidak melihat relevansi tugas sekolah. Saat itulah orang tua dapat memasukkan pengalaman pribadi ke dalamnya. “Membangun relevansi pribadi, menghubungkan dengan pengetahuan sebelumnya, sangat berguna untuk mencegah blokade amigdala,” kata Dr. Willis, penulis buku How Your Child Learns Best. Ada beberapa cara bagi orang tua untuk membantu anak-anak membangun hubungan positif dengan sekolah, dan berikut adalah beberapa cara orang tua dapat mendorong anak-anak untuk lebih berupaya di sekolah.


Tunjukkan kepada anak Anda bahwa Anda peduli dengan tugas sekolahnya.

Mulailah dengan menunjukkan kepada anak-anak bahwa Anda peduli dengan tugas sekolah mereka. Hubungi mereka tentang bagaimana jalannya kelas. Beri tahu mereka bahwa Anda ada di sana jika mereka membutuhkan bantuan pekerjaan rumah. Tanyakan apa yang mereka pelajari tentang tugas tersebut dan apa yang mereka suka (dan tidak suka). Dengan anak-anak yang lebih besar, pastikan untuk memberi mereka ruang juga. Mereka mungkin merasa kesal dan kurang termotivasi jika mereka merasa Anda menekan mereka.

Gunakan penguatan positif

Menggunakan penguatan positif membantu. Anda tidak perlu memberikan hadiah besar kepada anak-anak, tetapi hadiah kecil seperti tos atau beberapa menit tambahan waktu menatap layar dapat membuat perbedaan. Penting juga untuk memuji usaha, bukan hasil. Misalnya, pujilah anak Anda karena telah menyelesaikan tugas yang sulit atau mengikuti kelas yang mungkin sulit. Tidak ada orang yang selalu mendapat nilai tertinggi, jadi pastikan anak Anda tahu bahwa Anda tidak mengharapkan kesempurnaan.

Anda juga dapat memberikan bantuan jika tugas sekolah menjadi sumber konflik bagi Anda dan anak Anda. Anda dapat mempekerjakan siswa yang lebih tua di sekolah anak Anda atau perguruan tinggi terdekat untuk membantu memantau pekerjaan rumah dan mengurangi stres pada keluarga. Berbicara dengan guru anak Anda juga dapat memberi Anda wawasan tentang perilaku mereka dan membantu Anda bekerja sebagai tim untuk menyemangati mereka.

Cobalah untuk Tidak Mendorong

Frustrasi dapat memengaruhi amigdala sama seperti rasa bosan, namun hal ini juga dapat berdampak lebih dalam. Ketika anak-anak mulai berjuang, orang tua perlu mengenali apakah anak mereka sedang memasuki wilayah krisis. Ketika rasa frustrasi melanda, para ahli mengatakan istirahat atau bahkan berhenti di malam hari adalah yang terbaik. “Lebih baik menjaga hubungan baik orangtua-anak,” kata Musoff. “Tidak ada gunanya mengejan saat anak sedang dalam keadaan lelah.”

Fokus pada Lingkungan Mereka

Orang tua dapat membatasi stres akibat pekerjaan rumah dengan menyusun rutinitas keluarga yang dapat diandalkan, memastikan anak-anak memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas belajar mereka. Di luar jadwal, perhatikan lingkungan seperti apa yang disukai anak Anda untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Mungkin anak tersebut menginginkan orang tua berada di dekatnya. Mungkin mereka ingin belajar sendiri. Apa pun pilihannya, para peneliti mengatakan memberikan anak-anak sebanyak mungkin pilihan adalah yang terbaik.

Awasi perasaan Anda.

Terakhir, pastikan untuk mengawasi perasaan Anda. Jika Anda menjadi sangat frustrasi atau marah terhadap prestasi sekolah anak Anda, terapis atau kelompok pendukung dapat membantu.